Rabu, 06 November 2013

MAKALAH CARA MEMBUDIDAYAKAN KEDELAI

MAKALAH
CARA MEMBUDIDAYAKAN KEDELAI



















 



Oleh :
Syifa N. S
IX IPA 3/ 25

SMAN 2 Ungaran Tahun Ajaran 2013/2014




KATA PENGANTAR

­     Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat-Nya kepada kita semua. Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi tehnik penulisan maupun tata bahasa, tetapi walaupun demikian penulis berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah meskipun tersusun sangat sederhana.
Kami menyadari tanpa kerja sama antara guru pembimbing dan penulis serta beberapa kerabat, keluarga yang memberi berbagai masukan yang bermanfaat bagi penulis demi tersusunnya makalah ini. Untuk itu penulis mengucapakan terima kasih kepada pihak yamg tersebut diatas, telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran penyusunan makalah ini.
Demikian semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Kami mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun.
      


        Penulis,



DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................................. i
Kata Pengantar ............................................................................................................ ii
Daftar Isi ..................................................................................................................... iii
Bab 1 Pendahuluan.......................................................................................................1
1.      Latar Belakang................................................................................................ 1
2.      Rumusan Masalah............................................................................................ 1
3.      Tujuan ............................................................................................................ 1
Bab 2 Pembahasan ..................................................................................................... 2
1.      Cara Budidaya Kedelai................................................................................... 2
2.      Masalah yang dihadapi dalam Pembudidayaan Kedelai dan Cara Mengatasi......3
3.      Contoh Pengolahan Kedelai............................................................................ 5
Bab 3 Penutup............................................................................................................ 8
1.      Simpulan......................................................................................................... 8
2.      Saran.............................................................................................................. 8

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Saat ini , harga kedelai sedang mengalami kenaikan. Banyak pengrajin tahu tempe yanmg terkena imbasnya. Karena Indonesia masih impor kedelai, jadi tidak ada salahnya kalau kita mengetahui bagaimana cara membudidayakan tanaman tersebut.

1.2  RUMUSAN MASALAH

1.        Bagaimana cara pembudidayaan kedelai?
2 .       Apa saja masalah yang dihadapi dalam membudidayakan kedelai serta cara  mengatasinya?
3.        Apa saja  jenis pengolahan dari kedelai?

1.3  TUJUAN
Untuk mengetahui cara pembudidayaan kedelai yang baik dan mudah . serta memberikan solusi dalam pengolahan kedelai sehingga produk – produk yang dihasilkan tidak hanya bahan mentah saja(biji kedelai) tapi berupa bahan olahan yang bernilai eknomi lebih tinggi.



BAB II
PEMBAHASAN


Kedelai (kadang-kadang ditambah "kacang" di depan namanya) adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur. Kedelai putih diperkenalkan ke Nusantara oleh pendatang dari Cina sejak maraknya perdagangan dengan Tiongkok, sementara kedelai hitam sudah dikenal lama orang penduduk setempat. Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyaknabati dunia. Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan masyarakat di luar Asia setelah 1910.

2.1 CARA BUDIDAYA KEDELAI
Teknik Budidaya
Teknik budidaya kedelai yang dilakukan sebagian besar petani umumnya masih sangat sederhana, baik dalam hal pengolahan tanah, pemupukan dan pemberantasan hama/penyakitnya, sehingga produksinya masih relatif rendah.Sebagian besar petani tidak melakukan pengolahan tanah (TOT = tanpa olah tanah), terutama tanah bekas padi atau tebu. Tanah hanya dibersihkan dari je-rami padi dan daun tebu, yang selanjutnya bibit kedelai ditebar atau ditugal terlebih dahulu untuk lubang untuk penanaman biji kedelai. Selain itu kualitas bibitnya kurang baik, sehingga produksinya relatif rendah.
Dalam hal pemupukan, sebagian besar petani belum melakukannya secara intensif atau semi intensif. Tidak menggunakan pupuk sama sekali atau minim sekali jumlahnya. Demikian juga dalam hal pemberantasan hama penyakit dapat dikatakan kurang sekali, sehingga banyak kerugian atau rendahnya produksi akibat serangan hama penyakit. Teknik produksi yang cukup intensif adalah sebagai berikut :
Seleksi Bibit Kedelai
         Bibit yang baik adalah berukuran besar, tidak cacat, berwarna seragam (putih, kekuning-kuningan). Jumlah bibit antara 40 – 50 kg per ha untuk tanaman monokultur, sedangkan untuk tanaman tumpangsari dengan jagung, yaitu 30 kg biji kedelai dan jagung 20 kg per ha.

Pengolahan Tanah
        Di lahan kering dengan tanaman tumpang sari, tanah diolah dua kali dengan alat bajak dan luku, sedangkan di sawah dengan tanaman monokultur, tanah dibersihkan dari jerami, kemudian tanah diolah satu kali.Untuk tanah yang pH-nya rendah, diberi kapur atau dolomit antara 200 – 300 Kg per ha. Pada saat ini juga tanah diberi pupuk dasar, yaitu pupuk SP-36 sebanyak 100 Kg untuk monokultur, sedangkan bila tumpang sari dengan jagung dosisnya adalah sebanyak 200 kg – 250 kg per ha.

Penugalan Lubang
         Untuk tanaman monokultur, dibuat lubang dengan tugal dengan jarak 20 x 30 cm, sedangkan untuk tumpangsari dengan jagung lubang untuk kedelai 30 x 30 cm dan untuk jagung 90 x 90 cm. Lubang untuk jagung dibuat terlebih dahulu, dan setelah jagung tumbuh 2 – 3 minggu kemudian dibuat lubang untuk kedelai.

Penanaman Kedelai
Untuk tanaman monokultur, biji kedelai dimasukan dalam lubangang telah dibuat. Untuk tanaman tumpang sari, biji jagung ditanam ter-lebih dahulu dan 2 – 3 minggu kemudian baru ditanam kedelai.

Penyiangan Dan Pemupukan
Penyiangan dilakukan setelah tanaman berumur 30 – 35 hari, dan setelah itu langsung dipupuk, yaitu untuk tanaman monokultur dengan 50 kg urea dan 50 kg KCl. Bila kondisinya masih kurang baik, maka penyiangan dilakukan lagi pada umur 55 hari.Sedangkan untuk tanaman tumpangsari penyiangan dilakukan pada umur jagung 40 – 45 hari dan setelah itu diberi pupuk sebanyak 350 kg urea dan 100 kg KCl.

Pengairan/Drainase
Untuk memperoleh pertumbuhan yang baik, maka bila kekurangan air, tanaman perlu diberi pengairan, terutama pada umur 1 – 50 hari. Demikian pula bila tanahnya terlalu banyak air, perlu adanya drainase.

Panen
Panen kedelai dilakukan bila sebagian daunnya sudah kering. Caranya adalah dengan mencabut batang tanaman, termasuk daunnya. Selanjutnya dijemur dan setelah kering, batang berbuah tersebut dihamparkan diatas tikar bambu. Kemudian dipukul-pukul agar bijinya jatuh ketikar. Selanjutnya biji kedelai dimasukkan dalam karung.

Titik-Titik Rawan
Masalah teknis yang dihadapi petani dalam budidaya tanaman kedelai antara lain masalah pengadaan bibit yang tidak terseleksi (bukan bibit unggul), pengadaan pupuk dan obat-obatan, serta masalah iklim. Seperti telah diuraikan di depan, bahwa hambatan ini antara lain karena faktor-faktor internal petani. Oleh karenanya, dalam PKT Budidaya Tanaman Kedelai ini, sangat ditekankan pentinya peranan UB selaku Inti, di mana selain menyediakan bibit unggul, juga bertindak sebagai pembinan dalam pengaturan jadwal penanaman, pengarahan pemberian pupuk dan obat-obatan serta penyuluhan dan pembinaan teknis lainnya.
2.2 Masalah yang dihadapi dalam pembudidayaan kedelai    
  Secara teknis agronomis, masalah yang sering terlihat dilapang adalah sebagai berikut :
·      Masa tanaman dalam satu hamparan (> 50 ha) belum serempak, tanaman yang terlambat tanam sering terserang hama, tumbuh kerdil atau kekeringan.
·      Varietas dan benih yang ditanam kebanyakan masih bermutu ”asal-asalan”.
·      Populasi tanaman yang dipanen setiap hektar optimal sehingga hasil rendah.
·      Penyiapan lahan bekas sawah pada musim kemarau tanpa pembuatan saluran drainase, sehingga masih tergenang atau tanaman muda mengalami deraan penggenangan sehingga terhambat pertumbuhannya.
·      Pengendalian gulma sering terlambat atau jarang dilakukan.
·      Pengendalian hama penyakit belum efektif dan sering terlambat.

 Cara mengatasi
Memilih benih denganVarietas Unggul
Varietas unggul Wilis paling luas ditanam oleh petani saat ini. Disisi lain, telah tersedia tujuah varietas unggul baru untuk ditanam dilahan sawah (Tabel 1)
Varietas unggul tersebut telah dievaluasi daya hasilnya, sehingga apabila dibudidayakan dengan benar dan baik, produktivitasnya dapat mencapai 1,5-2,0 ton/ha. Penyediaan benih kedelai yang bermutu untuk petani masih merupakan masalah yang memerlukan pemecahan. Kebutuhan benih dengan daya tumbuh lebih 90% adalah sekitar 45-50 kg biji/ha luas lahan
Tabel 1. Varietas Unggul Baru Kedelai Lahan Sawah Dilepas Antara Tahun 1998-2001
Varietas
Hasil biji
(ton/ha)
Umur Masak
(hari)
Berat 100 biji
(gr)
Sifat Khusus
Argomulyo
1,50-2,00
82
17-20
Toleran karat daun
Bromo
1,50-2,50
85
14-15
-
Burangrang
1,60-2,50
80
16-17
Agak genjah
Sinabung
2,10-2,64
85
11
Adaptif pada lahan sawah
Agak tahan pyk.kerat daun
Kaba
2,00-2,85
85
11
Adaptif pada lahan sawah
Agak tahan pyk.kerat daun
Mahameru
2,12-3,03
85
17
Agak tahan pyk.kerat daun
Anjasmoro
2,14-2,96
85
15
Agak tahan pyk.kerat daun


Menyiasati Waktu Tanam
Ditanam pada bulan Maret/April atau Juli/Agustus masing-masing untuk pertanaman MK I dan MK II. Agar tidak terjadi akumulasi serangan hama dan penyakit serta kekurangan air, kedelai dianjurkan ditanam tidak lebih dari 7 hari setelah tanaman padi dipanen. Tanam harus dilakukan secara serempak pada satu hamparan, minimal 50 Ha.
Penyiapan Lahan
Kedelai yang ditanam setelah padi sawah tidak memerlukan pengolahan tanah. Saluran drainase dengan kedalaman 25-30 cm dan lebar 30 cm, setiap 3-4 perlu dibuat untuk mengurangi kelebihan air dan berfungsi pula sebagai saluran irigasi pada saat hujan sudah berhenti.
Pengendalian Hama
Pengendalian hama secara bercocok tanam (kultur teknis) dan pengendalian secara hayati (biologis) saat ini dilakukan untuk menekan pencemaran lingkungan. Pengendalian secara kultur teknis antara lain penggunaan mulsa jerami, pengolahan tanah, pergiliran tanaman dan tanam serentak dalam satu hamparan serta penggunaan tanaman perangkap jagung. Sedangkan contoh pengendalian secara biologis antara lain penggunaan parasitoid Trichogrammatoidea bactrae-bactrae, penggunaan Nuclear Polyhidrosis Virus (NPV) untuk ulat grayak Spadoptera litura (SINPV) dan untuk ulat buah Helicoverpa armigera (HaNPV) serta penggunaan feromonoid seks yang mampu mengendalikan ulat grayak. Terdapat 4 bahan nabati yang efektif terhadap hama pengisap polong dilapangan, yaitu serbuk biji nimba, srikaya, sirsak dan ekstrak daun mindi. Serbuk biji srikaya 40 gr/l mampu menekan populasi kutu kebul setara dengan insektisida Amitraz.

Pengendalian Penyakit
Penyakit utama pada kedelai adalah karat daun Phacospora pachyrhizi, busuk batang dan akar Schlerospora rol feii dan berbagai penyakit yang disebabkan virus. Pengendalian penyakit karat daun dengan fungisida Mancozeb, penyakit busuk batang dan akar menggunakan jamur antagonis Trichoderma harzianum. Sedangkan pengendalian virus dengan mengendalikan vektornya yaitu serangga hama kutu dengan insektisida Decis. Waktu pengendalian dilakukan pada saat tanaman berumur 40, 50 dan 60 hari.

2.3       Contoh pengolahankedelai

PENGOLAHAN KEDELAI NATA DE  SOYA DENGAN BAHAN BAKU KEDELAI PUTIH
1. Peralatan:
-           kompor
-          panci stainless steel
-          saringan kelapa dengan lubang-lubang yang halus
-          gelas ukur
-          loyang plastik 25 X 30 cm 4 buah
-          karet gelang 8 buah/tali kasur.
-          kertas koran 4 lembar
-          pH indicator
-           
B. Bahan :
1. Kedelai 1 Kg
2. bibit bakteri Acetobacter xylinum 100-150 cc
3. pupuk urea/ZA 0,6 gram
4. cuka 5-8 Sendok Teh
5. gula 100 gram
2. Cara Kerja
I. Loyang
Siapkan 4 buah loyang dalam keadaan kering dan bersih.

II. Pengolahan Kedelai
Masukan 4 liter air dan 1 Kg kedelai kedalam panci. panaskan air dan kedelai dalam panci di atas kompor dengan pemanasan yang cukup ambilah kotoran-kotoran atau gelembung-gelembung yang ada dipermukaan yang sedang dipanaskan dengan saringan ( 30- 40° Celsius) sampai bersih. masukan pupuk urea/ZA dalam panci, biarkan 5 menit, ambilah kembali kotoran-kotoran yang ada dengan saringan. masukan 100 gram gula, biarkan 5 menit, ambil kembali kotoran-kotoran yang ada dengan saringan. masukan 5-8 mL cuka (atur agar pH 3-4), biarkan hingga mendidih. Turunkan dari kompor setelah mendidih.
III. Fermentasi
masukan 1 liter air rebusan kedelai yang masih panas dalam 1 loyang. selanjutnya lakukan hal yang sama untuk 3 loyang lainnya.
tutuplah loyang dengan kertas Koran dengan baik dan rapih hingga tertutup rapat lalu diikat sekeliling sisi loyang.
simpan loyang ditempat yang baik dengan sirkulasi udara yang bagus, suhu ruang berkisar 28-30° Celsius. Biarkan selama 1 hari.
hari berikutnya dilakukan pembibitan, dengan cara seperti berikut: angkat tutup koran sedikit disalah satu ujungnya loyang, masukan bibit dari botol 100-150 cc, selanjutnya tutup kembali, lakukan hal yang sama untuk 3 loyang lainnya.
simpanlah loyang yang sudah di isi bibit selama 7-14 hari dalam keadaan tertutup seperti semula.
setelah 7-14 hari, air rebusan kedelai yang semula cair sekarang sudah menjadi padat (nata/selulosa) berupa lembaran.

NATA DE SOYA DARI BAHAN BAKU LIMBAH PRODUKSI TAHU/PRODUKSI TEMPE
A. Alat :
o   kompor
o   panci stainless steel
o   saringan kelapa dengan lubang-lubang yang halus
o   gelas ukur
o   loyang plastik 25 X 30 cm 4 buah
o   karet gelang 8 buah/tali kasur.
o   kertas koran 4 lembar
o   pH indikator

B. Bahan :

1. Air limbah produksi tahu/produksi tempe 4 liter
2. bibit bakteri Acetobacter xylinum 100-150 cc
3. pupuk urea/ZA 0,6 gram
4. cuka 5-8 Sendok Teh
5. gula 100 gram
2. Cara Kerja
III. Loyang
Siapkan 4 buah loyang dalam keadaan kering dan bersih.
 Pengolahan Kedelai
Masukan 4 liter air limbah produksi tahu/produksi tempe kedalam panci. panaskan air limbah produksi tahu/produksi tempe kedalam panci di atas kompor dengan pemanasan yang cukup ambilah kotoran-kotoran atau gelembung-gelembung yang ada dipermukaan yang sedang dipanaskan dengan saringan ( 30- 40° Celsius) sampai bersih. masukan pupuk 0,6 gram urea/ZA dalam panci, biarkan 5 menit, ambilah kembali kotoran-kotoran yang ada dengan saringan. masukan 100 gram gula, biarkan 5 menit, ambil kembali kotoran-kotoran yang ada dengan saringan. masukan 5-8 mL cuka (atur agar pH 3-4), biarkan hingga mendidih. Turunkan dari kompor setelah mendidih.
. Fermentasi
1. masukan 1 liter air rebusan limbah produksi tahu/produksi tempe yang masih panas dalam loyang. selanjutnya, lakukan hal yang sama untuk 3 loyang lainnya.
2. tutuplah loyang dengan kertas Koran dengan baik dan rapih hingga tertutup rapat lalu diikat sekeliling sisi loyang.
3. simpan loyang ditempat yang baik dengan sirkulasi udara yang bagus, suhu ruang berkisar 28-30° Celsius. Biarkan selama 1 hari.
4. hari berikutnya dilakukan pembibitan, dengan cara seperti berikut:
a. angkat tutup koran sedikit disalah satu ujungnya loyang, masukan bibit dari botol 100-150 cc, selanjutnya tutup kembali, lakukan hal yang sama untuk 3 loyang lainnya.
b. simpanlah loyang yang sudah di isi bibit selama 7-14 hari dalam keadaan tertutup seperti semula.
c. setelah 7-14 hari, air rebusan limbah produksi tahu/produksi tempe yang semula cair sekarang sudah menjadi padat (nata/selulosa) berupa lembaran


BAB III
PENUTUP

3.1       Simpulan
            Kedelai merupakan salah satu bahan makanan yang sangat populer di Indonesia. Tanaman ini merupakan jenis tanaman polong-polongan yang mengandung banyak gizi. Cara membudidayakan kedelai dengan medium tanah bisa pada tanah kering maupun di sawah. Prosesnya meliputi :
·         Seleksi Bibit Kedelai
Pengolahan Tanah
·         Penugalan Lubang
Penanaman Kedelai
·         Penyiangan Dan Pemupukan
·         Pengairan/Drainase
·         Panen
Cara-cara tersebut harus diperhatikan dengan baik agar bisa mendapatkan hasil panen yang berkualitas. Dalam membudidayakan tanaman ini tak luput dari masalah-masalah yang mengakibatkan buruknya hasil panen.
            Pengolahan kedelai bisa bermacam-macam misalnya diolah menjadi tempe, tahu, susu kedelai, dll.

3.2       Saran
            Kami sarankan agar para petani lebih memahami cara membudidayakan kedelai dengan baik agar hasil budidaya kedelai di negeri ini tidak mengecewakan dan tidak mengandalkan kedelai impor. Jika harga kedelai di pasar internasional sedang melambung, para pengrajin tahu tempe tidak kewalahan mengatasi lonjakan harga tersebut yang pada akhirnya mendesak untuk berhenti memproduksi tahu tempe sebab masing-masing pengrajin sudah memiliki lahan budidaya kedelai sendiri.